Jumat, 04 September 2020

Jangan Menebar Aib Orang Lain Bila Tidak Mau Aibmu Disebar, Karena Pembalasan Itu Nyata

Siapapun kamu saat ini dan dimanapun kamu berada, jangan sampai kamu membiasakan diri menebar aib orang lain, bila tidak mau aibmu juga disebar luaskan oleh orang lain, karena pembalasan itu nyata.

Ingatlah, bahwa kamupun mempunyai aib yang mungkin saja saat ini masih Allah tutup sebagai bentuk kasih sayang-Nya padamu.

Jadi, sebelum kamu berlaku seadanya pada orang lain, ingatlah bahwa dirimu juga bisa seperti mereka bila Allah menghendaki.
Karena Kamupun Pastinya Mempunyai Aib, Maka Jagalah Lisanmu, Jangan Biasakan Mengungkap Aib Orang Lain
Karena kamupun pastinya mempunyai aib, maka jagalah lisanmu, jangan biasakan mengungkap aib orang lain, sebab dimana saat orang lain mengkabarkannya kepada orang lain tentunya kamupun juga tidak akan menyenanginya.
Begitu juga dengan orang lain yang hendak atau telah kamu sebarkan aibnya, ia pasti akan tidak suka, dan bisa jadi akan sangat marah.
Sebelum Berkata Tentang Aib Orang Lain, Ingatlah Bagaimana Bila Aibmu Juga Orang Lain Kabarkan Pada Yang Lainnya

Pastinya kamu akan marah bila aibmu sendiri di sebarkan orang lain, maka sebelum kamu berkata banyak tentang aib orang lain, selalu ingatlah bagaimana bila aibmu juga disebar luaskan oleh orang lain kepada yang lainnya.

Jadi, lebih baik tak usah peduli atas kesalahan orang lain, agar kamu tidak ada kesempatan untuk membicarakannya pada orang lain.



Sebelum Kamu Mempermalukan Orang Lain Dengan Aib Yang Dimilikinya, Ingatlah Bagaimana Bila Orang Lain Mempermalukanmu Dengan Aibmu

Sudah sepantasnya kamu selalu berhati-hati pada aib orang lain, dan jangan mencari kesempatan untuk membicarakannya pada yang lainnya.

Karena sebelum kamu mempermalukan orang lain dengan aib yang dimilikinya, ingatlah bagaimana bila orang lain mempermalukanmu dengan aibmu.
Pastinya sangat menyakitkan bukan?
Kamu Harus Bijak Dalam Bersikap, Jangan Egois, Bila Kamu Merasa Malu Saat Aibmu Diketahui, Tentu Orang Lainpun Begitu
Pastikan kamu tidak jenuh menjaga hati dan lisanmu, karena bila hati dan lisanmu tetap terjaga dengan bijak, tentu aib orang lain tidak akan pernah kamu sebar luaskan.

Dan kamu harus senantiasa bijak dalam bersikap, jangan egois, bila kamu merasa malu saat aibmu diketahui, tentu orang lainpun akan demikian.

Jagalah Aib Orang Lain Seperti Kamu Menjaga Aibmu Sendiri
Siapapun yang menjaga aib saudara seimannya, maka pasti Allah akan menjaga aibnya juga.

Oleh karena itu, dimanapun kamu berada dan siapapun kamu saat ini, selalu jagalah aib orang lain seperti kamu menjaga aibmu sendiri.

Kamis, 03 September 2020

Dua Bersaudara Berebut Hak Mengasuh Ibu Hingga ke Pengadilan

 Biasanya keluarga banyak yang bertengkar anak kandung menuntut ibu atau ayahnya di pengadilan hanya karena uang, hibah tanah, rumah dan harta yang lain.

Tapi di Arab Saudi, dua kakak beradik ini ke pengadilan hanya untuk berebut hak pengasuhan ibu kandungnya.

Dilansir thereporter dari penuturan Ustaz Ahmad Dusuki Abd Ghani

Dua orang bersaudara di Saudi Arabia bertengkar dan berebut hak pengasuhan ibu sehingga kasus dibawa ke pengadilan.

Di salah satu pengadilan Qasim, Pemerintah Saudi Arabia, Hizan al-Fuhaidi menangis hingga air matanya membasahi jenggot.

Kenapa? Karena dia kalah kepada saudara kandungnya di pengadilan.

Tentang apakah kekalahan pada saudaranya itu? Tentang tanah? Properti?

Bukan karena itu semua tetapi dia kalah berkenaan hak perawatan ibunya yang sudah tua.

Bahkan hanya memakai sebuah cincin timah di jarinya yang telah kusam.

Seumur hidupnya, beliau tinggal bersama Hizan yang selama ini menjaganya.
Tatkala ia sudah semakin tua, datanglah adik yang tinggal di kota lain ingin mengambil ibunya untuk tinggal bersama dengannya

Dengan alasan fasilitas kesehatan dan lain-lain di kota jauh lebih baik dari pedesaan.

Namun Hizan menolak dengan alasan selama ini dia masih mampu untuk menjaga ibunya.

Keengganan Hizan memicu pertengkaran di antara mereka berdua sehingga kasus harus dibawa ke pengadilan.

Sidang pun dimulai, sampai hakim pun meminta agar si ibu hadir di pengadilan.

Kedua pria bersaudara ini mendukung ibu mereka yang sudah tua, yang beratnya tak sampai 40 kilogram.

Hakim bertanya kepadanya, "Siapa yang lebih berhak tinggal bersamamu?"

Si ibu yang memahami pertanyaan itu pun menjawab, "Ini mata kananku!" sambil tangannya menunjuk ke arah Hizan.


Dan "Ini mata kiriku!" jarinya tepat ditudung ke arah adik Hizan.

Hakim berpikir sejenak, kemudian memutuskan bahwa hak pengasuhan diberikan kepada adik Hizan berdasarkan pertimbangan kemaslahatan bagi si ibu.

Betapa mulia air mata yang dikeluarkan oleh Hizan.

Air mata penyesalan karena tidak bisa merawat ibunya saat dia tumbuh dewasa.

 Dan betapa sombong dan mulianya seorang ibu ditangkap oleh anak-anaknya sehingga terjadi seperti ini.

 Jika kita bisa mengerti, bagaimana seorang ibu bisa mendidik kedua putranya sampai dia menjadi ratu dan mutiara yang mahal untuk anak-anaknya?

 Ini adalah pelajaran dan pelajaran yang sangat mahal tentang melayani orang tua.

 Di masa akhir ini, berapa banyak anak yang memberontak.

 "Ya Allah, Roob kami! berikan kami kekuatan untuk selalu mengabdi padanya. Amin, amin ya Rabbal alamiin"

Nikahilah Lelaki yang Ketika Marah Tak Suka Memukul. Karena Wanita Butuh Diajar, Bukan Dihajar

Seorang wanita pernah menyeru "aku menyesal telah menikahinya, karena setiap kali ada tingkahku yang tidak cocok kepadanya, dia marah dan memukulku tanpa rasa kasihan".



Maka untukmu wanita yang saat ini masih sendiri, sepenggal kisah di atas jadikanlah sebuah pelajaran. Pilihlah lelaki yang baik, menikahilah dengan lelaki yang ketika dia marah tak suka memukul. Karena sungguh wanita itu butuh diajar, bukan dihajar.

Hati-hatilah Wanita Memilih Seorang Lelaki, Jangan Hanya Pilih yang Nampak Gagah Saja, Tapi Pilihlah yang Mampu Bertanggung Jawab

Intinya, hati-hatilah kamu wanita dalam memilih seorang lelaki, jangan hanya pilih yang nampak gagah saja, tapi pilihlah yang memang benar-benar mampu bertanggung jawab dengan baik.

Jangan terkecoh oleh penampilannya saja, karena biasanya diawal-awal pertemuan seorang laki-laki itu tidak akan menampakkan sifat aslinya, barulah setelah dia memilikimu maka pasti semua tingkahnya tidak akan ditutup-tutupi olehnya.

Pilihlah yang Pandai Mengatur Emosinya Saat Marah, Karena Tak Sedikit Lelaki yang Berlaku Hina Saat Sedang Marah

Karenanya, jangan sampai kamu memilihnya hanya berdasarkan suka karena dia tampan atau mapan, tapi lihatlah bagaimana akhlaqnya, lihatlah bagaimana hubungannya dengan Allah, bila memang telah baik maka insyaallah dia akan memperlakukanmu baik selamanya.

Pilihlah dia yang pandai mengatur emosinya saat sedang marah, yang tidak gampang merendahkanmu, atau yang tidak gampang bersikap dan berkata kasar kepadamu. Karena sungguh tak sedikit lelaki yang berlaku hina saat dirinya sedang marah.

Pilihlah yang Mampu Tulus Menyangimu, yang Tak Mudah Merendahkanmu Ketika Tahu Kekuranganmu

Pilihlah dia yang mampu tulus menyayangimu disetiap keadaan, yang tidak mudah merendahkanmu ketika tahu bahwa kamu memiliki kekuarangan.

Sebab ada sebagian lelaki yang marah-marah tidak jelas karena dihujam rasa menyesal, ketika tahu bahwa istrinya ternyata memiliki banyak kekurangan. Dia tidak sadar bahwa dirinya juga memiliki kekurangan, sebab itulah mengapa dia ego dan tak pandai mengendalikan hati untuk menerima.

Pilihlah yang Mampu Mengajarimu, Dimana Saat Kamu Tidak Tahu Dia Memberitahumu Dengan Penuh Tanggung Jawab. Bukan Malah Mengejekmu

Pilihah lelaki yang memang benar-benar mampu mengajagamu, dimasa saat kamu tidak tahu akan sesuatu hal, maka dia dengan sigapnya akan memberitahumu dengan penuh rasa tanggung jawab.

Bukan yang ketika tahu bahwa kamu tidak tahu atau berbuat salah, dia malah mengataimu dengan perkataan kotor tidak berperasaan. Na'udzubillah

Pilihlah yang Berilmu, Karena Hanya yang Berilmulah yang Akan Selalu Amanah Menjagamu

Maka dari itu, jangan hanya asal tampan dann mapan, jangan hanya asal gagah dan bergelar tinggi. Tetapi pilihlah yang berilmu, yang mampu menggunakan ilmunya agar akhlaq dan taanggung jawabnya menjadi lebih baik dari masa ke masa.

Bukan yang hanya berpendidikan semata, artinya bukan hanya namanya saja orang berpendidikan tapi ilmu yang didapat di dunia pendidikan tak pernah dipakai untuk memperbaiki diri.

Sebab itulah, jangan terkecoh oleh gelar semata, lihatlah yang memang benar-benar berilmu dan ilmunya dipakai, karena sungguh hanya yang berilmulah yang akan selalu amanah menjagamu.

Sumber Artikel:humairoh.com